Uni Eropa Sambut Positif Peran Indonesia
Rabu, 16 Desember 2009
“Peran Indonesia penting. Personal leadership Presiden RI yang dibuktikan sejak Bali road map menuju penyiapan KTT Perubahan Iklim adalah jembatan penting yang dimainkannya dalam rangka mencapai upaya final hasil kesepakatan negara maju dan negara berkembang. Peran itu menjadi sumbangan yang berharga”, demikian sebagian pernyataan Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso dalam jumpa pers pasca pertemuan bilateral RI-UE di Gedung Berlaymont-Brussel (14/12/09).
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyambut pernyataan tersebut dengan menandaskan bahwa negara-negara maju harus berbuat lebih banyak dan lebih nyata untuk membantu negara berkembang dalam menyelamatkan bumi kita, serta diwujudkan dalam semangat kemitraan. Demikian pernyataan Presiden RI menyambut pernyataan Barosso.
Presiden RI pada pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa serta sejumlah pejabat tinggi Uni Eropa di Brussel, Senin (14/12) didampingi oleh Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Hatta, Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Nadjib Riphat Kesoema dan Direktur Jenderal Amerika-Eropa, Deplu Retno LP Marsudi. Presiden RI bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke Brussel, Paris, Berlin dan selanjutnya menjadi ketua Delegasi RI dalam KTTerubahan Iklim di Kopenhagen 17-19 Desember 2009 ini.
Dua agenda pokok yang dibicarakan dalam pertemuan Kepala Negara tersebut adalah meningkatkan kemitraan RI-Uni Eropa pasca ditandatanganinya payung kerjasama Framework on Partnership and Cooperation Agreement 9 November 2009 di Jakarta. Kerjasama baru RI-UE di bidang politik, HAM, perdagangan, pariwisata, pendidikan serta hal praktis lainnya.
Departemen Luar Negeri RI telah menyiapkan rangkaian konkret paket kerjasama untuk masa mendatang tersebut. Kerjasama RI-UE ini adalah kerjasama yang pertama yang dilakukan Uni Eropa dengan salah satu negara ASEAN.
Agenda pembicaraan kedua menyangkut langkah-langkah konkrit untuk menyiapkan hasil-hasil KTT Perubahan Iklim di Copenhagen, 17-19 Desember ini berlangsung sukses. Kemajuan baru pasca Kyoto Protokol yang diharapkan menjadi kesepakatan baru yang dapat mengikat bagi negara maju maupun negara berkembang dalam semangat kemitraan.
Agenda pembicaraan kedua menyangkut langkah-langkah konkrit untuk menyiapkan hasil-hasil KTT Perubahan Iklim di Copenhagen, 17-19 Desember ini berlangsung sukses. Kemajuan baru pasca Kyoto Protokol yang diharapkan menjadi kesepakatan baru yang dapat mengikat bagi negara maju maupun negara berkembang dalam semangat kemitraan.
Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyatakan bahwa komitmen diplomasi Indonesia dalam rangka perubahan iklim ini mendapat pengakuan serta sambutan positif baik dari negara maju maupun negara berkembang, dimana Indonesia berperan menyukseskan hasil-hasil KTT tersebut. Sementara itu, Duta Besar RI untuk Brussel, Nadjib Riphat Kesoema menyatakan bahwa pertemuan Presiden RI dengan Presiden Komisi Eropa telah memberikan pijakan baru bagi hubungan RI-Uni Eropa di masa mendatang, tidak saja komitmen bilateral namun juga komitmen global dalam rangka menyelamatkan bumi kita dalam semangat kemitraan kerjasama negara maju dan negara berkembang.
Pertemuan Presiden RI dan Presiden Komisi Eropa berlangsung dalam suasana hangat dan tepat pada saat momentum Uni Eropa memiliki rumah baru, melaksanakan Traktat Lisbon per 1 Desember 2009 dengan struktur baru hadirnya Presiden Tetap Dewan Eropa (President of European Council) Herman van Rompuy dan Catherine Asthon sebagai Wakil Presiden dan Menteri Luar Negeri serta Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso yang baru terpilih untuk kedua kalinya (2009-2014). Presiden Dewan Eropa akan dibantu oleh sekitar 26 komisioner anggota Kabinet setingkat Menteri. (Sumber: KBRI Brussel).